Saat Kamu Memutuskan untuk Berpaling
Satu-satunya yang aku pikirkan saat aku akhirnya tahu kamu sedang berpaling adalah, "apa yang selama ini kamu cari?". Karena kalau sesuatu yang tak ada padaku telah kau temukan di dalam dirinya, tak ada lagi yang bisa kujadikan alasan untuk menjadi juara. Asal kamu tahu, saat pertama kali kamu berinisiatif untuk mengenal dia lebih baik dari sebelumnya, saat itu juga aku pantas sekali disebut sebagai pecundang. Iya, kan? Ke mana saja aku? Apa saja yang selama ini kuberikan pada kekasihku? Kenapa masih ada celah yang bisa ia pakai untuk menemukan saat masih tengah memiliki? Sebegitu tidak becusnya aku menjaga. Sepayah itu aku menyayangi. Sehingga kekasihku satu-satunya, harus berpaling karena merasa aku sudah tak layak untuk menemani.
Aku yang salah. Bukan. Kesalahan bukan pada kamu yang menyakiti aku. Bukan pula dia yang merebutmu dariku. Aku. Segala kepatahhatianku ini, berasal dari diriku. Yang tidak bisa membuatmu tinggal lebih lama di sini; aku. Yang tidak bisa memagari hubungan kita dengan kuat; aku. Aku yang salah. Karena tidak bisa membuatmu melihatku sebagai seseorang yang patut kau beri ketulusan. Sampai kamu berani menggeser posisiku untuk mendapatkannya. Mengabaikan aku untuk menjadi lebih dekat dengannya.
Seandainya saja, telingaku adalah tempat untukmu yang paling nyaman untuk mengeluh dan menceritakan apa pun di balik seluruh peluh. Seandainya, pundak-pundakku mau kau gunakan sebagai tempat rebah dari seluruh lelah, tentu sampai saat ini aku masih menjadi kekasih yang tak ada duanya. Tentu saat ini di hatimu tak pernah ada cinta lain— yang kini sedang kau megah-megahkan namanya.
Apa lagi lalu yang bisa kulakukan selain menerima?
Kalau sudah begini keadaannya, mana mungkin aku tega menjadi orang ketiga dalam hubunganmu dengannya? Mana mungkin aku sampai hati membuat dia merasakan sakit yang sama dalamnya dengan saat aku melihat kalian berdua? Kalau benar akhirnya aku yang harus pergi, tak apa. Aku akan belajar bagaimana menjadi teman tumbuh yang baik, agar kekasihku yang selanjutnya, takkan meninggalkanku untuk cinta baru yang menurutnya lebih baik.
45 komentar
Dalem banget kak naw :'(
ReplyDeletehuhu :(
DeleteJleb parahhhh :') 😭😭😭😭😭
ReplyDeleteGila, sedih gw
ReplyDeletecup cup *sodorin tisu
Deleteya Allah jangan sampe ngalamin kaya gini :'(
ReplyDeletejangan sampe!
Deleteya Allah jangan sampe ngalamin kaya gini :'(
ReplyDeleteNahhhh ;(
ReplyDeletePass banget kakk💔💔
ReplyDeleteRn :)))
ReplyDeletepoor u :(
Deleteampun dalem banget, selalu dibuat tak bisa berkata kata
ReplyDeletemwah!
Deletengena bangett kak😭
ReplyDelete:'(
ReplyDelete:'(
ReplyDeleteAaah dalem banget💔
ReplyDeletemakjleb
ReplyDeleteNgena bakin. Bikin hati jatuh
ReplyDeletebakin apaan yha huhu
Deletengena banget dah
ReplyDeleteLangsung nanceo di relung hati terdalam ini mahh
ReplyDeleteko sama kek gw :'(
ReplyDeletesama juga dengan yang lain. bikin paguyuban aja apa? :(
DeleteDeep:((
ReplyDeleteSyeddih huhu
ReplyDeleteNgenak banget 😂
ReplyDeletekamu nangis atau ketawa? :(
DeleteAku banget baru kemarin ngalamin persisi begini :'(
ReplyDeleteAbis ngalamiiiiin:(
ReplyDeleteaku malah gak tau kalau ada yang beneran pernah ada di posisi kayak gini pft
DeleteDalem bangeeett huhu:(
ReplyDeleteNgena bgtttt 😍😍
ReplyDeletethank u love~
DeleteLanjutkan
ReplyDeleteshyaap
DeleteNgena banget kaa:')
ReplyDeleteHuhu dalem banget kak :'(
ReplyDeleteGimana kalau dia ingin kembali dan menyesali keputusan perginya??
ReplyDeleteJauhkan dari hal hal seperti itu:((
ReplyDeleteKarena aku tahu sampai dimana kekuatan ku ,dan aku tidak yakin kuat setegar itu nantinya:((
Semoga tidak dialami wanita yang lain karena aku tau sakitnya :(
ReplyDeleteNyaris mengalami
ReplyDeleteYang aku alami ini mahh������������
ReplyDeleteKalau ini perspektif dan rasa normal bagi setiap manusia ( kalau perempuan yang diperlakukan laki2 spt ini ATAU laki2 yang diperlakukan perempuan seperti ini) sekarang, marilah belajar. Bahwa memperlakukan seseorang hingga menjadi seperti ini itu fatal.
ReplyDelete