Kepada yang Dulu Tersayang
July 04, 2018
Kepada
yang dulu tersayang.
Kalau
menghapus bukan satu-satunya jalan, maka biar saja kegagalan ini menjadi
paragraf-paragraf di keabadian. Untuk seluruh angan yang kemarin belum sempat
kita kabulkan, tinggalkan saja semuanya. Jangan sampai ada sisa. Karena percuma.
Kau tahu kita sudah tak punya waktu untuk membahasnya berdua.
Nanti,
ketika kita telah menemukan jalan berbelok yang terpisah, aku akan berusaha
selalu ingat, bahwa “kita” bukan lagi tempat aku memusatkan arah. Cerita kita
yang dulu rutin tertulis, harus kurelakan terpotong begitu adanya. Kita tak harus
berakhir bahagia seperti dongeng-dongeng anak yang pernah kita baca berdua.
Karena sejatinya memang apa yang kita sebut “rumah”, tak pernah semewah istana.
Untuk
kesalahan-kesalahan yang belum sempat kita perbaiki, benahi saja dengan cara
kita sendiri. Kita tak perlu lagi marah dan merasa kalah. Kita tak perlu lagi
berdebat soal ketidakselarasan hati. Kamu kini milikmu, aku kini milikku
sendiri. Kita sudah bebas tersenyum dan bermain dengan semua orang tanpa takut
dicemburui. Kita sudah bebas berlari ke mana saja dengan siapa saja tanpa takut
dicurigai.
Tak
ada yang boleh disalahkan dengan perpisahan ini. Terlepas dari fakta siapa yang
lebih sakit, atau siapa yang tega mengakhiri, kita tetap dua orang yang pernah
saling mencintai.
Kepada
yang dulu tersayang.
Segala
apa yang pernah kita raih dari sebuah juang, ingat itu sebagai kerja kerasmu
sendiri. Jangan libatkan aku lagi. Suatu saat, mau tak mau, kelak kau pasti
menemukan pengganti. Lalu jangan pernah ungkit namaku, lebih-lebih kisah kita
sebelum ini. Kalaupun seandainya suatu saat terlintas di kepalamu pertanyaan
bagaimana kabarku, jangan lakukan apa pun. Jangan mencari kabarku, jangan menghubungi teman-temanku, apalagi berlari ke hadapanku. Kau tahu
urusan paling melelahkan adalah dengan masa lalu. Sekuat apa pun ia
disingkirkan, ia akan tetap berada di situ. Karena masa lalu tak kan hilang, ia
hanya tertutup oleh masa yang baru.
Yang
dulu tersayang...
Siap
tidak siap, terbit sudah akhir ceritanya. Halaman terakhir yang berisi paragraf-paragraf terakhir, harus segera ditutup agar perasaan berhenti mengalir. Yang boleh kau
ingat hanyalah kita pernah saling mencintai. Tak usah mengingat
bagaimana cara mendapatkan cintaku lagi.
Kepada
yang dulu tersayang.
Aku
memaafkanmu, maafkan juga aku. Berhentilah mencari tahu apa yang dulu mengikis
hubungan kita. Jangan menolak siapa pun yang nanti datang padamu menawarkan hatinya. Karena
aku percaya, cara terdahsyat untuk menutup luka lama, adalah dengan kembali
jatuh cinta. Aku telah mengizinkanmu berbahagia, walau bukan aku lagi sebagai alasannya.
Terima
sajalah kenyataan—bahwa kita ternyata hanya sepotong masa lalu, bukan teka-teki masa
depan.
8 komentar
😍😍
ReplyDelete😍😍
ReplyDeleteDeep kak
ReplyDeleteBagus... Ini kata kata hati beberapa orang yang tak bisa tersampaikan
ReplyDeleteKata-kata nya ngena banget😍
ReplyDeleteKa, kakak pernah gak, sangking sakit nya gak bisa nangis, padahal pengen nangis. Apa karna terlalu kuat atau terlalu lemah?
ReplyDeletepengalaman banget pas putus kemaren sama doi :")))
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDelete